Kuliah Umum : Kontroversi Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah
Kuliah Umum : Kontroversi Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah

Senin, 6 Juni 2022



Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Galuh telah menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum dengan mengusung tema "Kontroversi Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah". Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu (04/06/2022) secara daring/online melalui Zoom Meeting. Tujuan kuliah umum ini adalah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dalam Pendidikan Sejarah di Universitas Galuh.

Peserta kegiatan adalah mahasiswa Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Galuh serta peserta umum yang terdiri dari dosen, guru, dan juga mahasiswa instansi lain dengan jumlah sekitar 200 orang. 


Narasumber kegiatan Kuliah Umum adalah Prof. Dr. Wasino, M.Hum. Beliau adalah Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang (UNNES), juga sebagai Dosen Pengampu mata kuliah pokok Metodologi Sejarah.


Kuliah umum ini dibuka oleh Rektor Universitas Galuh, Dr. H. Yat Rospia Brata, M.Si dan dihadiri oleh Wakil Ketua Asosiasi Prodi Pendidikan Sejarah Se-Indonesia (P3SI), Dr. Wisnu, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Galuh, Uung Runalan Soedarmo, M.Si., dosen serta mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah.




 

 

-

 

 

-

 

 

-

 

 

-

Narasumber menyampaikan beberapa hal, antara lain :


Dalam penulisan narasi Sejarah sedikit banyak akan muncul subjektivitas dari penulisnya, dapat dilihat dari pemilihan tema/judul, aspek yang ditonjolkan, langgam bahasa, sumber yang digunakan, ikatan kebudayaan dan jiwa zaman, logika pemikiran, dan sebagainya.

 

Narasi yang hadir pada tulisan sejarah merancang pembaca untuk menghadirkan respon atas visualisasi yang mereka baca dan akan berpengaruh terhadap emosional pembaca terhadap masa kini, sehingga dari narasi-narasi sejarah dapat memunculkan kontroversi.

 

Banyak sekali contoh materi yang bersifat kontroversial yang pada akhirnya itu tidak dapat dihindari namun sebagai guru/calon guru sejarah harus memutuskan pembelajarannya.

 

Murid akan memiliki efek langsung dari kontroversial masa lalu di lingkungan mereka, sehingga ketika mereka datang ke sekolah, mereka sudah disertai dengan beberapa pengetahuan dan rasa penasaran atas apa yang terjadi di masa lalu, ini merupakan suatu hal yang sulit untuk dihindari sepenuhnya bagi seorang guru.

Dalam materi pelajaran pun terdapat beberapa contoh kontroversi yang hadir seperti narasi Gajah Mada, narasi Sultan Hasanudin dan Arung Palaka, narasi Hari Lahir Pancasila, dan lainnya.


Sebagai penutup Prof. Dr. Wasino, M.Hum. memberikan strategi dalam membekali guru/calon guru sejarah ketika menghadapi permasalahan materi pembelajaran yang bersifat kobPeserta kegiatan adalah mahasiswa Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Galuh serta peserta umum yang terdiri dari dosen, guru, dan juga mahasiswa instansi lain dengan jumlah sekitar 200 orang.

Seorang sejarawan harus memahami bahwa masa lalu tidak untuk diadili, disamping itu seorang sejarawan harus memiliki pengetahuan dan kemampuan antara lain chronological awareness, range and depth of knowledge, interpretations, historical enquiry, organization and communication of ideas dalam memahami isu masa kini. Karena itu ketika di dalam kelas, sejarawan atau guru sejarah mampu menyampaikan pengetahuan dan informasi tentang masa lalu serta dapat merangsang siswa untuk selalu berfikir kritis (critical thinking).


(andry maulana)

KONTAK

  • https://www.facebook.com/pendidikan.sejarahunigal.9
  • https://www.instagram.com/pendidikan_sejarah_unigal
  • https://www.twitter.com/unigalciamis
  • https://www.youtube.com/channel/UC_eBPSaSSOQ0lRPbho6Tqww

LOKASI UNIGAL

DIKELOLA OLEH

Admin
Pendidikan Sejarah

2024 © Pendidikan Sejarah